Senin, 25 Oktober 2010

...Sebuah Cerita Di Pagi Hari... (Cerita Bermula)

Senin Yang Mendung...

Aku melangkah keluar penthouse, istilah yang kusematkan untuk rumah atau orang sini menyebutnya 'barak', yang setahun belakangan ini kudiami dan mungkin beberapa bulan ke depan akan masih kudiami.  Kaloborasi jarum panjang dan pendek di arloji yang menempel di pergelangan tangan kananku menunjukkan 07.20, setidaknya kurang lebih 10 menit lagi waktu yang tersisa untuk bersegera mungkin tancap gas ke kantor, menunaikan kewajiban pagi hari yaitu meletakkan jari jempol ke mesin pemindai sidik jari sebagai penanda bahwa telah hadir ke kantor tepat waktu dan tidak termasuk sebagai pegawai dengan predikat 'terlambat' hari ini.


Aku menutup dan mengunci pintu penthouse ku. KuJa alias Kuda Jantan, motor laki pabrikan Yamaha dengan tulisan RX King di tubuhnya,  berdiri gagah di depan mata. Sekitar dua tahunan sudah tunggangan plat merah, fasilitas dari kantor, tersebut menjadi teman setiaku. Mengantarku kemana pun kumau. Pulang pergi ke kantor, Menyisir setiap ruas jalan di pusaran kota ini sembari mencari tempat yang menyediakan menu yang pas di lidahku. Aku melangkah menghampirinya. Kini dia sudah siap 100% untuk memulai aktifitas hari ini setelah terlebih dahulu kupanaskan mesinnya. Seketika tubuhku sudah berada di atas joknya, ku tancap gas dan KuJa pun menggelindingkan roda-rodanya menyisiri jalan perkampungan menuju ke kantor.

07.25.
Aku sudah berada di parkiran.

KuJa sudah terparkir di tempat biasanya, tak ada rumput yang bisa dia santap sebab dia tak suka itu, yang dia suka hanyalah cairan kekuning-kuningan berbau menyengat yang rutin kuberikan sebagai pasokan energinya ditambah cairan hitam kental yang sebulan sekali menjadi tambahan nutrisinya.

Aku melangkahkan kaki, menuju ke tempat terpenting yang setiap pagi dan sore hari selalu ramai dikunjungi oleh setiap pegawai. Tempat dimana sebuah mesin kecil, penentu apakah penghasilan yang kan diterima setiap pegawai tiap awal bulan utuh atau berkurang, berada. Aku sudah bediri di depannya. Seorang teman baru saja menghampirinya dan membuat bukti bahwa dia sudah datang di kantor tepat waktu. Kuliat kombinasi angka di layarnya..,
07.26
Masih 4 menit lagi. Waktu yang lumayan cukup lama. Kutaruh jari ku. Tit tit tit..., seketika bunyi itu keluar dari si mesin itu pertanda bahwa aku sudah hadir di kantor dan siap beraktifitas.

Kembali kulangkahkan kaki, menuju meja kerjaku yang berjarak tidak lebih dari tiga meter dari tempat Si Mesin berdiri.. Kuhempaskan tubuhku di atas kursi berbarengan dengan tas slempangku yang kuletakan di sampingku. Sejenak kusapa teman kerja, paket komputer dan printer, dengan menekan tobol kecil yang membuat mereka kembali hidup. Kutunggu mereka tuk ready sembari menikmati tontonan di pagi hari yang rutin terjadi. Mengamati, hiruk pikuk rekan-rekan kerja yang berlarian tergesa-gesa menghampiri si mesin di saat-saat injury time. Ada yang bisa memenuhi tenggat waktu dan mampu menghela nafas senada dengan rasa syukur yang terucap. Ada juga rekan yang menelan kekecewaan, ketika jarinya diletakkan di atas mesin waktu sudah menunjukkan 07.31, dan tanpa sadar rasa kecewa itu teruncap sebagai cacian 'sial'.


Selanjutnya, aktifitas pagi hari pun berlanjut dengan kebiasaan beberapa pegawai bujangan yang saling menghampiri pegawai bujangan lainnya dan saling mengajak untuk sarapan. Pemandangan lumrah pun nampak dimata, segerombolan pegawai bujangan yang terdiri minimal dua orang berjalan keluar kantor menuju tempat penyedia pengganjal perut.Pagi ini aku tidak menjadi bagian dari pemandangan tersebut.

Begitulah sekilas pemandangan unik di pagi hari. Dan cerita pun berlanjut dengan rutinitas masing-masing pegawai yang bergelut dengan pekerjaannya masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar